Home Kajian Islam Ceramah Agama: Keutamaan dan Metode Menuntut Ilmu Bagian 1 – Ustadz Mizan Qudsiyah, Lc.

Ceramah Agama: Keutamaan dan Metode Menuntut Ilmu Bagian 1 – Ustadz Mizan Qudsiyah, Lc.

0
https://www.youtube.com/watch?v=c7gidfAPrIU
https://www.youtube.com/watch?v=c7gidfAPrIU

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT, karna kita masih diberikan nikmat kesempatan untuk menambah wawasan kita di Udacoding ini. Tak lupa sholawat serta salam kita lisankan dan tanamkan dalam diri kita untuk Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan kali ini, izinkan penulis untuk mereview sedikit kajian islam yang disampaikan oleh Ustadz Mizan Qudsiyah, Lc. melalui Yuvid.tv. Yang berjudul Keutamaan dan metode menuntut ilmu -Bagian 1.

Dalam ceramah ini sobat udacoding, ustadz menyampaikan kepada kita bahwa:

 Bertambahnya iman yang paling besar diantaranya adalah Tholabul ilmi (Menuntut ilmu).

QS. Al-Mujadalah Ayat 11    

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Allah mengangkat derajat orang-orang diantara kalian sekian tingkatan. Kenapa tingkatan ini berbeda dilihat dari tergantung kadar imannya dan tingkatan yang paling besar adalah Tholabul ilmi.

Maksud dari bab ini adalah menjelaskan keutaman ilmu dan menjelaskan bagaimana menuntut ilmu.

Berikut beberapa Dalil Al-qur’an dan Hadist-hadist yang membahas keutamaan ilmu

Firman Allah dalam Al-qur’an surat Al -Imron ayat 18

شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Yang artinya:

“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Maha-bijaksana.”

Dalam Surat Ali Imran ayat 18, Allah SWT menunjukkan keutamaan orang berilmu dengan menempatkan orang berilmu bersama malaikat dalam persaksiaan. Allah SWT menyatakan kesaksiaanNya bahwa tiada Tuhan selain Dia. Kemudian disusul kesaksian darimalaikat dan orang-orang berilmu. Orang-orang berilmu menyatakan kesaksian bahwa tiada Tuhan Selain Allah SWT berlandaskan hasil berpikir logis. Mereka tidak hanya taklid buta dengan menerima kesaksian tersebut, akan tetapi melalui kajian serta pendalaman materi yang terkait keesaan Allah SWT.

QS. Saba’ ayat 6

وَيَرَى الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ هُوَ الْحَقَّۙ وَيَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِ

Artinya: “Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa (wahyu) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itulah yang benar dan memberi petunjuk (bagi manusia) kepada jalan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji.”

Kandungannya ilmu itu akan menunjukkan kita dari kebenaran. Kebenaran itu tidak bisa dipatok dari orang, maka dari itu jangan lihat kebenaran dari orang, tapi lihatlah dengan mengetahui kebenaran maka kita tau kalau orang itu benar, untuk itu  pelajarilah yang benar itu. Cara mendapatkan ilmu maka carilah ahlinya.

Tanda ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan, maka hendaknya kita mangamalkan serta mempraktekan ilmu yang telah kita

Orang yang punya ilmu tidak ada praktiknya , maka pelakuknya belum dikatakan alim. Kalau sudah diamalkan ilmunya baru bisa dikatakan alim

Allah sebutkan, bahwa setan juga punya wahyu, disebutkan dalam Al-qur”an bahwasannya setan punya wahyuu dalam Q.S Al-Anam ayat 112.

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ

Artinya: “Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan.”

Musuh dari kebaikan adalah kejahatan. Begitupun para nabi. Ujian yang paling berat adalah ujian para nabi yaitu musuh setan-setan manusia dan setan jin.

Dalil selanjutnya yaitu Hadist Abu Darda Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan “ Aku mendengarkan Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barang siapa yang berjalan menuntut ilmu, Allah permudah jalannya masuk surga.”

Orang berilmu ini diminta ampunan oleh penduduk langit dan penduduk bumi.

Itulah review kajian kita kali ini untuk sobat udacoding. Masih ada lanjutan kajian ini, penasaran kelanjutannya? Stay tuned terus ya sobat udacoding!