Home Kajian Islam Larangan Berdebat, Berkhianat, dan Berdusta (Ustadz Fachrudin Nu’man)

Larangan Berdebat, Berkhianat, dan Berdusta (Ustadz Fachrudin Nu’man)

0
Larangan Berdebat,  Berkhianat, dan Berdusta (Ustadz Fachrudin Nu’man)

Assalamualaikum sobat baraja, kali ini kita akan membahasa prinsip dasar islam selanjutnya yaitu Keindahan sisi larangan dalam islam tentang Larangan Berdebat, Berkhianat, dan Berdusta.

Pertama adalah larangan untuk berdebat. Islam sendiri adalah agama yang sudah jelas dan tidak perlu untuk di debatkan kecuali ada situasi tertentu tapi harus dengan syarat-syarat yang berlaku. Point terpenting dari sini adalah bagaimana kita bisa untuk menjelaskan tentang bagaimana kebenaran dari Al-Qur’an sendiri bukan untuk saling beradu argumen.
“Tidak tersesat suatu kaum setelah mendapat hidayah kecuali mereka berdebat” (HR Tirmidzi).
Berdebat saja sebaiknya dihindari apalagi bertengkar, masyaAllah sungguh indah sekali agama islam ini.

Kemudian yang kedua adalah larangan untuk berkhianat. Berkhianat artinya dia tidak dapat mengemban amanah yang diberikan kepadanya dan tidak mau bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya dan Allah melaknat orang yang sedemikian itu. Biasanya orang yang sering berkhianat ini juga memliki sifat dusta dan kedua sifat ini saling berkaitan satu sama lain.

وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَالتَّفَاحُشُ، وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ، وَسُوءُ الْمُجَاوَرَةِ، وَحَتَّى يُؤْتَمَنَ الْخَائِنُ وَيُخَوَّنَ الْأَمِينُ Artinya : “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul perkataan keji, kebiasaan berkata keji, memutuskan kerabat, keburukan bertetangga, dan sehingga orang yang khianat diberi amanah (kepercayaan) sedangkan orang yang amanah dianggap berkhianat”. [HR. Ahmad, no. 6514, dari Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu. Hadits ini dihukumi shahih oleh Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah dan Syaikh Syu’aib al-Arnauth rahimahullah]

Selain ketiga larangan diatas, kita juga dilarang untuk durhaka kepada orang tua dan memutus silaturahmi keluarga yang sudah terjalin. Bahkan hubungan tertinggi setelah hubungan dengan Allah adalah hubungan serorang makhluk dengan kedua orang tua nya. Dan “Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia -bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat- daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi.” (HR Abu Daud).

Untuk lebih detail lagi penjelasan mengenai larangan berdebat, bertengkar, berkhianat, durhaka kepada orang tua dan memutus silaturahmi, teman-teman bisa mengunjungi link youtube di bawah ini ya😊
Terima kasih, wassalamualaikum ….

https://youtu.be/QMwts-IuUY4