Home Mobile Berbaik Sangka Kepada Orang lain; Part. 01 – Ustadz Aris Munandar

Berbaik Sangka Kepada Orang lain; Part. 01 – Ustadz Aris Munandar

0

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT, karna kita masih diberikan nikmat kesempatan untuk menambah wawasan kita di Udacoding ini. Tak lupa sholawat serta salam kita lisankan dan tanamkan dalam diri kita untuk Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan kali ini, izinkan penulis untuk mereview sedikit kajian islam yang disampaikan oleh Ustadz Aris Munandar melalui Yuvid.tv. Judulnya Berbaik Sangka Kepada Orang lain – Bagian 1.

Husnuzon atau berbaik sangka, adalah satu pintu yang sangat penting dari pintu akhlak mulia, dan diantara kunci-kunci akhlak mulia. Jika ada orang dalam hal lainnya baik-baik, namun dia adalah orang yang suka berburuk sangka, maka dia gagal menjadi orang yang berakhlak mulia. Itulah yang dimaksud dengan pintu besar untuk terwujud akhlak mulia. Maka orang yang tidak punya akhlak untuk berbaik sangka, meskipun dia rajin menolong, namun dia mudah berprasangka buruk, bisa-bisa dia gagal untuk menjadi orang yang berakhlak mulia.

Akhlak mulia ini sangat besar manfaatnya. Orang yang punya akhlak mulia ini, yaitu berbaik sangka, hatinya akan lapang, tidak mudah sesak, hatinya akan bersih, bersih dari berbagai waswas, yaitu mengeruhkan hidupnya. Hidup menjadi keruh jika orang itu tidak bisa berbaik sangka. Hatinya orang yang memiliki akhlak mulia ini bersih dari berbagai macam lintasan pikiran. Jika dia mengedepankan berbaik sangka, dia akan menginginkan kebaikan untuk semua orang yang beriman. Dan jika tesembunyi akhlak mulia ini dari seseorang, maka yang akan menempatinya adalah buruk sangka.

Hendaklah orang beriman baik yang laki-laki ataupun yang perempuan, berbaik sangka pada diri mereka sendiri (maksudnya sesama orang muslim, karena muslim bagaikan satu tubuh). Orang beriman seharusnya ketika mendapatkan berita-berita miring tentang orang saleh, yang dikedepankan adalah komentar “ini bohong yang nyata”.

Itulah penting nya kaum muslimin agar selalu ingat tentang vitalnya adab dengan berbaik sangka. Dan ketika kita melihat kejelekan-kejelekan, jangan melihat orang lain. Orang yang jelek itu adalah kita sendiri. Orang yang penuh dengan prasangka, dengan keraguan, dengan mudah nuduh, jauh dari baik sangka, itu adalah kita sendiri. Akan tetapi diharapkan dengan mengingatkan kebenaran, menjadi sebab perbaikan akhlak. Hanya kepada Allah semata kita memohon agar Allah membersihkan hati kita, memperbaiki hubungan antara kita, Dia adalah zat yang Maha Mendengarkan doa.

Sebagai kesimpulan, husnuzon ini adalah akhlak yang luhur, dan ini adalah akhlak yang menunjukkan batin yang bagus. Dan tanda batin yang bagus adalah jernihnya pikiran kepada saudara sesama muslim, dan bersihnya hati dari ganjalan sesama muslim. Jika baik sangka ini ditambah dengan sifat mudah untuk akrab dan diakrabi, dan sifat hati-hati dengan lisan, maka sempurna sudah, bangunan akhlak mulia pada dirinya. Karena jika hati bersih, maka akan bersihlah lintasan-lintasan pikiran hati, sebagaimana pohon, jika akarnya baik, maka akan baiklah buahnya, dan begitupun sebaliknya. Jika hatinya buruk, maka berbagai macam prasangka buruk akan muncul. Akhlak yang baik adalah buah dari hati yang baik.