
Bicara soal desain pengalaman pengguna, ada satu kerangka kerja yang saat ini sedang populer, yaitu Design Thinking. Kalau diterjemahkan secara sederhana, Design Thinking adalah cara berpikir yang melibatkan pengguna, mendefinisikan masalah, mencari ide, membuat prototipe, dan menguji semuanya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang bagaimana kerangka kerja ini bisa menjadi alat ajaib bagi desainer dalam menciptakan pengalaman pengguna yang luar biasa.
Empathize
Tahap pertama ini mirip seperti kita sedang mencari teman baru. Kita ingin memahami pengguna kita dengan mendalam. Kita ingin tahu segala sesuatu tentang mereka, mulai dari apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka inginkan, hingga situasi apa yang akan membuat mereka menggunakan desain kita. Ini adalah saatnya berhenti asal tebak dan lebih fokus pada data dan fakta yang kita temui.
Untuk mencapai pemahaman yang mendalam, kita dapat melakukan beragam kegiatan seperti wawancara, observasi, atau bahkan menyelenggarakan sesi diskusi kelompok. Yang penting, jangan membuat asumsi tentang apa yang pengguna inginkan atau butuhkan tanpa bukti yang kuat.
Define
Setelah kita memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengguna, langkah berikutnya adalah mendefinisikan masalah. Dalam tahap ini, kita akan menentukan masalah pengguna mana yang paling krusial dan harus dipecahkan. Kita perlu menyusun pandangan yang jelas tentang tujuan desain kita. Hasil utama dari tahap ini adalah pernyataan masalah yang kuat, yang merinci kebutuhan pengguna yang harus dipenuhi oleh desain kita. Ini juga saatnya kita mungkin mengembangkan proposisi nilai, yaitu mengapa pengguna akan memilih produk atau layanan yang kita desain.
Dengan pendefinisian masalah yang baik, kita memiliki kerangka kerja yang solid untuk melanjutkan proses desain kita.
Ideate
Tahap ketiga ini merupakan salah satu yang paling seru dalam Design Thinking. Ini seperti mengadakan pesta ide. Tim desain kita akan berkumpul untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide solusi. Yang perlu diingat adalah jangan cepat menilai ide-ide tersebut. Pada tahap ini, lebih penting untuk mengumpulkan sebanyak mungkin ide tanpa kritik.
Jadi, tidak ada yang disebut sebagai ide “buruk” di sini. Semua ide berharga. Selama sesi perbincangan ini, tim desain kita harus menjelajahi semua kemungkinan solusi tanpa batasan. Ini bisa melibatkan anggota tim dari berbagai departemen, seperti pemasaran, teknik, manajemen produk, atau bahkan pemangku kepentingan lainnya dalam produk atau layanan yang kita desain.
Setelah kita punya berbagai ide, kita bisa mulai mengevaluasi, menyaring, dan memilih yang terbaik untuk dikejar sebagai prototipe. Ini mungkin memerlukan lebih banyak penelitian atau pengumpulan ide baru, tergantung pada hasil dari sesi ide ini.
Prototype
Ketika kita mencapai tahap prototipe, kita seharusnya sudah memiliki gambaran yang lebih jide dari masalah yang ingin kita selesaikan dan beberapa gagasan solusi. Tahap ini melibatkan pembuatan model awal produk yang menunjukkan fungsinya. Ini bisa berupa sketsa sederhana, model fisik, atau bahkan prototipe digital yang interaktif.
Membuat prototipe adalah tentang membawa konsep desain kita dari abstrak menjadi sesuatu yang nyata. Ini memungkinkan kita untuk menguji bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan desain kita dalam situasi nyata. Semakin matang prototipenya, semakin baik kita bisa mengidentifikasi masalah dan mengumpulkan masukan dari pengguna. Tahap ini sangat penting dalam memastikan produk atau layanan yang kita hasilkan sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi pengguna.
Testing
Tahap terakhir dalam kerangka Design Thinking adalah pengujian. Di sini kita akan menguji prototipe kita dengan pengguna asli. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa desain kita berfungsi dengan baik dalam konteks pengguna sebenarnya.
Yang menarik adalah pengujian ini tidak hanya terjadi di akhir, tapi di setiap tahap pembuatan prototipe. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan masukan sejak dini, menghemat waktu, dan memastikan bahwa pengalaman pengguna yang kita kembangkan benar-benar efektif.
Dalam dunia desain UX, tidak ada satu kerangka yang sempurna untuk semua situasi. Namun, prinsip-prinsip dasar dalam Design Thinking, seperti fokus pada pengguna, pencarian pemecahan masalah pengguna, kerja sama tim, validasi desain, dan siklus perbaikan terus-menerus, dapat membantu kamu dalam merancang pengalaman pengguna yang luar biasa. Semua ini adalah bagian dari perjalanan untuk menjadi desainer yang mahir dalam menggunakan kerangka kerja Design Thinking.
Selamat berpetualang dalam dunia desain yang penuh inovasi! Semoga artikel ini memberi kamu wawasan yang berguna.