Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT, karna kita masih diberikan nikmat kesempatan untuk menambah wawasan kita di Udacoding ini. Tak lupa sholawat serta salam kita lisankan dan tanamkan dalam diri kita untuk Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan kali ini, izinkan penulis untuk mereview sedikit kajian islam yang disampaikan oleh Ustadz Mizan Qudsiyah, Lc. melalui Yuvid.tv. Yang berjudul Keutamaan dan Metode Mununtut Ilmu -Bagian 3.
Dalam bagian ini penulis melanjutkan dari kajian sebelumnya. Nah sobat udacoding, dalam ceramah ini ustadz menyampaikan kepada kita bahwa:
Dalil ke 6
hadist abu dawud, yang intinya mengambil ilmu langsung dari gurunya, dengan mendengar dari guru. metode dalam menimba ilmu ini berlanjut, orang belakangan menimba dari orang terdahulu dengan cara mendengar secara langsung, nyawanya ilmu ada disana. bukan hanya dari kitab tetapi dari yang punya ilmunya langsung.
Dalil ke 7
”Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, Rasulullah SAW bersabda ; “ Sesungguhnya Allah SWT tidak mencabut ilmu sekaligus dari hamba-Nya, tetapi Dia mencabut ilmu itu dengan diwafatkannya para ulama. Sehingga, tidak ada satu ulama pun yang tersisa. Pada saat itulah manusia mengangkat pemimpin dari mereka yang bodoh. Dan pada saat pimpinan yang bodoh tersebut ditanyai, maka para pemimpin tersebut memberikan fatwa tanpa berdasarkan ilmu, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan. {HR. Bukhari, Al-Ilm, hadits no. 100, {Fath Al-Bari (1/234)}; Muslim, Al-Ilm, hadits no.2673{muslim bi Syarh an-Nawawi(4/440)}.
allah mencabut ilmu dari wafatnya para ulama.
Quran Surat Al-Anbiya Ayat 44
بَلْ مَتَّعْنَا هَٰٓؤُلَآءِ وَءَابَآءَهُمْ حَتَّىٰ طَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْعُمُرُ ۗ أَفَلَا يَرَوْنَ أَنَّا نَأْتِى ٱلْأَرْضَ نَنقُصُهَا مِنْ أَطْرَافِهَآ ۚ أَفَهُمُ ٱلْغَٰلِبُونَ
Arab-Latin: Bal matta’nā hā`ulā`i wa ābā`ahum ḥattā ṭāla ‘alaihimul-‘umur, a fa lā yarauna annā na`til-arḍa nangquṣuhā min aṭrāfihā, a fa humul-gālibụn
Terjemah Arti: Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga panjanglah umur mereka. Maka apakah mereka tidak melihat bahwasanya Kami mendatangi negeri (orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari segala penjurunya. Maka apakah mereka yang menang?
dalil 8
Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 7
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ مِنْهُ ءَايَٰتٌ مُّحْكَمَٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلْكِتَٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَٰبِهَٰتٌ ۖ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَٰبَهَ مِنْهُ ٱبْتِغَآءَ ٱلْفِتْنَةِ وَٱبْتِغَآءَ تَأْوِيلِهِۦ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُۥٓ إِلَّا ٱللَّهُ ۗ وَٱلرَّٰسِخُونَ فِى ٱلْعِلْمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Arab-Latin: Huwallażī anzala ‘alaikal-kitāba min-hu āyātum muḥkamātun hunna ummul-kitābi wa ukharu mutasyābihāt, fa ammallażīna fī qulụbihim zaigun fayattabi’ụna mā tasyābaha min-hubtigā`al-fitnati wabtigā`a ta`wīlih, wa mā ya’lamu ta`wīlahū illallāh, war-rāsikhụna fil-‘ilmi yaqụlụna āmannā bihī kullum min ‘indi rabbinā, wa mā yażżakkaru illā ulul-albāb
Terjemah Arti: Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
Itulah review kajian kita kali ini untuk sobat udacoding. Masih ada lanjutan kajian ini, penasaran kelanjutannya? Stay tuned terus ya sobat udacoding!