Home Kajian Islam Tazkiyatun Nafs: Memprioritaskan Amalan Hati Bagian 6

Tazkiyatun Nafs: Memprioritaskan Amalan Hati Bagian 6

0
Tazkiyatun Nafs: Memprioritaskan Amalan Hati Bagian 6

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

  1. Mengapa amalan hati harus di priyoritaskan?
  2. Mengapa perbaikan hati harus di dahulukan sebelum perbaikan lahir ?
  3. Mengapa perbaikan batin lebih penting dari perbaikan lahir ?

Alasan mengapa kita harus memprioritaskan amalan hati dibandingkan amalan lahir (Pada Video Sebelumnya)

  1. Karena amalan hati merupakan kunci keselamanatan
  2. Dengan alaman hati kita lebih dekat kepada Allah
  3. Amalan hati merupakan motor menggunakan yang menggerakan amalan lahir
  4. Rusaknya amalan hati bisa menhancurkan amalan lahir
  5. Amalan hati lebih berat dibandingkan amalan lahir dan lebih besar pahalanya
  6. Amalan hati memaksimalkan pahala amalan lahir
  7. Amalan hati akan mendatangkan ketenangan dan kedamaian
  8. Amalan hati bisa menggantikan amalan lahir dalam beberap kondisi

9. Pahala amalan hati tidak terbatas (jumlah pahalanya tidak terbatas)

Mungkinkan orang yang sudah beramal tapi tidak mendapatkan pahala? Jawabannya mungkin. Seperti pada hadist berikut

رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ

“Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah no.1690 dan Syaikh Albani berkata, ”Hasan Shahih.”)

dalam hadist lain Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah menyabdakan (yang artinya):

“Sungguh ada orang yang telah sholat 60 tahun, tapi tidak ada satupun sholatnya yang diterima, (karena) kadang dia menyempurnakan ruku’nya tapi tidak menyempurnakan sujudnya, kadang pula dia menyempurnakan sujudnya tapi tidak menyempurkan ruku’nya..”

Sehingga beruntunglah orang-orang yang memprioritaskan amalan hati karena pahala yang dia dapatkan lebih besar dibandingkan orang-orang yang sibuk beramal dengan amalan lahir tapi tidak memperdulikan amalan batin dan orang itu mampu melakukan amalan lahir karena ada motornya di dalam hati.

Sabar itu ada 3

Sabar saat menjalankan perintah Allah. Contohnya solat maupun saat kita mengajak orang untuk solat ataupun berbuat baik lainnya

Sabar saat meninggalkan larangan Allah. Contohnya ada bukan mahram lewat di depan kita dan kita harus sabar untuk menundukan pandangan

Sabar saat menghadapi takdir Allah yang tidak enak. Contoh kecilnya saat kita kehilangan sandal sampai yang besar saat kita kehilangan orang yang kita cintai

Kenapa puasa memiliki pahala spesial tanpa batas? Karena puasa peluang untuk ikhlasnya lebih besar dari amalan lahir yang lain. Karena puasa adalah rahasia dengan Allah berarti kunci pahala puasa yang merupakan amalan lahir tanpa batas pahalanya kuncinya adalah amalan hati

Diriwayatkan oleh Bukhari, 1761 dan Muslim, 1946 عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alai wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”

10. Amalan hati adalah pokok sedangkan amalan lahir adalah cabangnya

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Pokok pada hadist diatas adalah amalan hati sedangkan bagian tubuh lainnya hanya mengikuti hati. Sehingga jika contohnya mata kita ini susah untuk di atur supaya kalau bertemu dengan yang haram kita berpaling itu pasti amalannya dari hati (karena perasaan takut kepada Allah di hati belum tumbuh) baru merasa takut dari pengawasan manusia belum merasa takut dari pengawasan Allah

Quran Surat Al-Baqarah Ayat 3

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَ يُـقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَ مِمَّا رَزَقْنٰھُمْ يُنْفِقُوْنَ.

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,

Pertama adalah beriman kepada yang gaib ini yang penting yaitu amalan hati yaitu yang meyakini adanya Allah karena Allah zat gaib yang paling gaib(ada tetapi tidak terlihat)