User Experience (UX) adalah elemen penting dari pengembangan produk digital. UX yang baik dapat meningkatkan kepuasan pengguna dan membuat mereka ingin kembali menggunakan produk Anda. Salah satu faktor penting dalam menciptakan UX yang baik adalah dengan memperhatikan prinsip-prinsip UX Law.
UX Law adalah seperangkat aturan yang digunakan oleh para desainer UX untuk menciptakan pengalaman pengguna yang optimal. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang 10 UX Law yang dapat membantu Anda menciptakan UX yang efektif dan memuaskan. Berikut adalah beberapa UX Law yang sering digunakan dalam desain pengalaman pengguna:
- Hick’s Law: Law ini mengatakan bahwa semakin banyak pilihan yang tersedia, semakin lama waktu yang dibutuhkan pengguna untuk memilih. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan untuk menyederhanakan pilihan dan membatasi jumlah informasi yang diberikan.
- Fitts’s Law: Law ini menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh pengguna untuk mengarahkan kursor ke suatu objek bergantung pada jarak dan ukuran objek tersebut. Oleh karena itu, dalam desain UX, penting untuk mempertimbangkan ukuran dan letak tombol dan elemen interaktif lainnya.
- Miller’s Law: Law ini menyatakan bahwa manusia memiliki kapasitas memori jangka pendek sekitar 7 ± 2 item. Oleh karena itu, dalam desain UX, penting untuk mempertimbangkan untuk memecah informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah diingat.
- Zeigarnik Effect: Law ini menyatakan bahwa tugas yang tidak selesai lebih mudah diingat daripada yang sudah selesai. Oleh karena itu, dalam desain UX, penting untuk mempertimbangkan bagaimana mempertahankan minat pengguna dengan membuat tugas yang belum selesai menjadi lebih menarik.
- Jakob’s Law: Law ini menyatakan bahwa pengguna lebih nyaman menggunakan produk yang mirip dengan produk lain yang telah mereka gunakan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam desain UX, penting untuk mempertimbangkan bagaimana menyesuaikan produk dengan kebiasaan dan preferensi pengguna.
- Law of Proximity: Law ini menyatakan bahwa objek yang berdekatan cenderung dianggap sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu, dalam desain UX, penting untuk mempertimbangkan bagaimana mengelompokkan elemen yang serupa dan mempertahankan jarak yang sesuai antara elemen yang berbeda.
- Aesthetic-Usability Effect: Law ini menyatakan bahwa produk yang dianggap indah oleh pengguna cenderung dianggap lebih mudah digunakan dan efektif. Oleh karena itu, dalam desain UX, penting untuk mempertimbangkan bagaimana membuat produk yang menarik secara visual dan fungsional.
- Cognitive Load Theory: Law ini mengatakan bahwa pengguna memiliki kapasitas kognitif terbatas dalam memproses informasi. Oleh karena itu, dalam desain UX, penting untuk mempertimbangkan bagaimana menyajikan informasi dengan cara yang mudah dipahami dan diingat.
- Von Restorff Effect: Law ini menyatakan bahwa objek yang menonjol atau berbeda dari lingkungan sekitarnya cenderung lebih mudah diingat oleh pengguna. Oleh karena itu, dalam desain UX, penting untuk mempertimbangkan bagaimana membuat elemen yang menonjol untuk menarik perhatian pengguna.
- Pareto Principle atau 80/20 Rule: Law ini mengatakan bahwa sebagian besar efek berasal dari sebagian kecil penyebab. Oleh karena itu, dalam desain UX, penting untuk mempertimbangkan bagaimana fokus pada elemen yang paling penting dan memberikan perhatian yang lebih pada 20% dari fungsi dan fitur yang menghasilkan 80% pengalaman pengguna yang baik.